MATAN IPB Adakan Seminar Y-NETIZEN

Seminar trend dan keceradasan bermedia generasi Y dalam bingkai spiritual

Bogor – Sebagai Generasi Y atau generasi milenium yang banyak menggunakan teknologi instan seperti email, dan lain-lain. Semua informasi menjadi sangat cepat berkembang di kalangan ini, terlebih ketika sebutan “Netizen” mulai populer dewasa ini.

Maka kita diharapkan untuk cerdas dalam menyikapi maraknya informasi palsu atau hoax yang saat ini banyak beredar di media sosial. Apalagi, informasi dalam bentuk berita tersebut cenderung cenderung menyudutkan salah satu pihak dan berbau provokatif.

Pesatnya arus informasi dan kemudahan akses teknologi informasi membuat masyarakat dengan mudah, mencari, membuat dan menerima informasi yang belum tentu kekebenarannya tanpa menyaring dari mana sumber informasi tersebut. Kemudahan akses informasi ini juga dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk penyebaran informasi yang tidak benar bahkan bermuatan hal-hal yang dapat memecah belah keutuhan bangsa.

Bagaimana spiritualisme dapat menjadi solusi dalam penanggulangan perilaku bermedia yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut menjadi perhatian para Mahasiswa Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (MATAN) Institut Pertanian Bogor.

Dalam rangka mencegah maraknya penyebaran informasi yang tidak benar (hoax) saat ini, MATAN Instut Pertanian Bogor, menggelar acara seminar Y-Netizen dengan tema “Buanglah Hoak Pada tempat nya”, seminar trend dan keceradasan bermedia generasi Y dalam bingkai spiritual, digelar di Kampus Instut Pertanian Bogor, (20-05-2017).

Adapun narasumber yang hadir pada acara tersebut adalah KH. Wahfiudin Sakam, MBA (Da’i, Pengurus MUI Pusat), KH. Ali M. Abdillah (Ketua MATAN DKI Jakarta), Moch. Chairil Anwar, SH (Kasubdit Pengawasan pada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), Abdul Wahab Aktivis Dakwah Media Online.

Kiai Ali menyampaikan bahwa berita Hoax atau berita tidak benar ada dalilnya seperti pada Al-Quran Surat Al Hujurat; “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6].

Beliau menekankan kepada para hadirin bahwa kalau ada berita jangan mudah termakan atau berpengaruh, kita teliti dahulu kebenaran berita tersebut dengan cara tabayun.

Kemudian, Chairil Anwar memaparkan tentang pencegahan radikal terorisme dikalangan generasi muda dan kecerdasan dalam bermedia, beliau juga memberikan penjelas peran BNPT saat dalam menengani berita hoax salah satunya adalah denga cara mebuat rekaya teknologi (hard approach) seperti penyaringan konten, penyaringan search engine, hal tersebut juga melibatkan Kominfo serta stakeholder terkait.

Sementara itu, Abdul Wahab sebagai aktivis dakwah di media online ia memberikan penjelasan bagaimana kita menangkal berita tidak benar (hoax) dengan santun, seperti dalam satu ayat al Quran, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan Al Hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” [An-Nahl: 125].

Ia menekankan bahwa kita mengajak orang ke jalan tuhan dengan cara baik, seperti orang-orang yang suka memproduksi berita-berita yang tidak benar atau fakta. Disisi lain Abdul Wahab juga menyampaikan azbabun nuzul atau sebab langsung maupun tidak langsung yang berkaitan terhadap turunnya ayat, bukan apa yang dikandung oleh ayat tersebut dari dalil tentang berita bohong (Hoax) yaitu Al Quran surat Al Hujurat Ayat 6.

Lalu di sesi berikut nya kiai Wahfiudin Sakam menyampaikan berapa hal diantaranya adalah tentang ekonomi dan dan politik yang menjadi problem dasar manusia hidup di dunia ini, zaman sudah berubah semakin cepat, dan perubahan penyebabnya perkembangan IT ICT.

“Kita di zaman abundant informasi bilamana zaman dahulu orang susah mendapatkan informasi, sekarang susah menghalal informasi,” pukasnya.

Beliau juga membuat sebuah callenge kepada para mahasiswa MATAN IPB sebelum lulus menjadi sarjana harus keluar negeri, harus sudah pernah melakukan perjalanan luar negeri, beliau juga menceritakan “pemikiran unik” Prof. Rhenald Kasali Dosen UI pada saat menjar di kelasnya yang memaksa para mahasiswa untuk berpetualang sendirian ke luar negeri. Berpetualang di negara yang berbeda, kisah yang berbeda, setiap mahasiswa diwajibkan memilih salah satu negara tujuan observasi.

Imam asy-Syafi’i juga telah memberikan nasehat dalam bait-bait syair. Syair-syair beliau dibukukan dan dinamai Diwan asy-Syafi’i. Nasehat tersebut disusun dalam bait syair,

“Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang).
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan).
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan…
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.
Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa…
Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akam kena sasaran.
Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam…
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.
Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum ditambang).
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.
Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang tinggi nilainya.
Jika bijih memisahkan diri (dari tanah), barulah ia dihargai sebagai emas murni”.

Diwan asy-Syafi’i. Cet. Syirkah al-Arqam bin Abi al-Arqam. Beirut. Hal. 39.

Hal yang seperti ini akan menjadi tantangan bagi mahasiswa, karena mahasiswa adalah Agent of Change atau Agent of Control, harus pergi keluar dari Indonesia karena dunia tak hanya selebar Asia Tenggara. Dunia akan membukakan sejuta kesempatan untuk maju, kita bisa mendapatkan sesuatu yang tak terbayangkan, pengetahuan, teknologi, kedewasaan dan wisdom.

Perlu diketahui juga bahwa MATAN Mahasiswa Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah adalah organisasi thoriqoh kepemudaan yang menjadi sarana kawah candra dimuka dalam upaya mensinergikan kedalaman spiritual dan ketajaman intelektual dalam jiwa pemuda indonesia.

Organisasi kemahasiswaan ini dibawah asuhan JATMAN (Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah / Organisasi penganut Thariqah di bawah Nahdlatul Ulama’) dimana di bawah pimpinan Ra’is ‘Am Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali Bin Yahya sebagai pemimpin tertinggi JATMAN, telah begitu banyak mencatatkan kinerja yang sangat luar biasa khususnya pada dekade awal millenium ini dalam pembinaan umat Islam dan masyarakat secara umum menuju kedamaian dan tegaknya NKRI yang kita cintai ini. [Lis]


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
______
Rekomendasi