Memaknai Takbir di Hari Raya IdulFitri

Idulfitri secara substansi ialah kembali pada fitrah manusia. Idulfitri soal kebeningan hati, kebersihan jiwa serta mengembalikan keharmonisan hubungan dengan sesama. Kita kembali ke pada sebuah titik bahwa tiada kekuatan, daya upaya, serta kekuasaan kecuali hanya milik Al-Kabir (Yang Maha Besar).

Saat idulfitri kita dianjurkan untuk menggaungkan takbir di seantero jagad. Takbir yang dianjurkan bukan sekadar ucapan, tapi disertai pengagungan dalam hati, penghayatan serta pengamalan.

Al Qur’an adalah hudan linnas atau petunjuk bagi manusia. Dan petunjuk yang paling wajar untuk kita ikuti ialah petunjuk dari pihak yang tidak memiliki kepentingan. Dialah Al Kabir Yang Maha Besar yang memberi petunjuk tanpa ada kepentingan apapun, kecuali demi kebaikan manusia.

Maka dari sini, takbir tidak bisa digunakan untuk kepentingan-kepentingan yang bisa mencederai tujuan kehadiran syariat (maqashidus syari’ah). Karena sekali lagi takbir adalah dzikrullah, sebagai pengingat agar dalam kesibukannya tidak melalaikannya dari mengingat Allah Swt. Takbir adalah bagian dari syiar Islam sebagai ungkapan syukur setelah memperoleh anugerah dan kebaikan-Nya di bulan Ramadhan.

وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Al Baqarah: 185).

Menyadari makna takbir, ialah menyadari kebesaran Allah. Jangan sampai perhatian kita lebih besar pada selain Allah. Adapun pernak-pernik, atribut dan segala tradisi serta budaya menyambut idulfitri yang dimanfaatkan sejatinya ialah wujud ketundukan, dan mengakui kebesaran-Nya serta upaya meneguhkan persaudaraan.

Takbir juga kita maknai sebagai semangat untuk kembali merajut dan menjalin hubungan yang bisa jadi tengah kusut atau sempat terkoyak. Belajar dari makna takbir, sehingga yang besar hanya Allah, jangan ada lagi ego, gengsi, kesombongan baik secara individual maupun kelompok yang lebih dibesarkan sehingga sulit untuk memaafkan dan merangkul sesama.

Takbir juga menyiratkan bahwa kepentingan terbesar kita adalah Allah Swt yang memerintahkan untuk menyambung silaturahim sebagai wujud persaudaraan dan kasih sayang.

وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An Nisa: 1).

Persaudaraan sesama muslim dan memelihara silaturahim ini sebagaimana digambarkan oleh Nabi Muhammad Saw.

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ، وَلَا يُسْلِمُهُ . مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Seorang muslim itu saudara bagi muslim lainnya, tidak boleh menzhalimi dan tidak pula merendahkan atau menelantarkannya. Barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Dan Barang siapa membebaskan kesulitan seorang muslim di dunia, maka Allah akan membebaskan kesulitannya di akhirat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.” (HR. Muslim).


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
______
Rekomendasi