Tips dari Abah Anom Agar Memperoleh Hudhurul Qalbi
Saat lisan, perbuatan dan qalbu tidak saling bertentangan tetapi berkesesuaian
Hudhurul qalbi (hadirnya qalbu) adalah dambaan setiap murid tarekat. Kondisi ini ialah saat seseorang jauh dari ghaflah atau lalai dari mengingat Allah Swt. Saat lisan, perbuatan dan qalbu tidak saling bertentangan tetapi berkesesuaian. Hadirnya qalbu menandakan keselarasan dan keharmonisan.
Betapa bahagianya orang yang qalbunya selalu terkoneksi dengan Allah Swt. Pandangannya penuh kasih sayang, tingkah lakunya mencerminkan sifat rahmah Allah Swt, tutur katanya tidak menyakiti dan melukai lawan bicaranya. Itu semua lantaran dia selalu merasakan kehadiran Allah Swt dalam setiap aktivitasnya.
Cara yang paling efektif ialah dengan cara melatih qalbu selalu dzikrullah setiap waktu. Namun Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin di dalam Miftahus Shudur mengingatkan, bahwa setan tak pernah berhenti menggoda walau seseorang dalam keadaan berdzikir.
Para murid hendaknya mewaspadai intrik atau akal bulus setan. Karena dengan bisikannya yang buruk, setan menghalangi seseorang dari mengingat Allah. Setan akan membisikkan ke dalam dada setiap murid tarekat, “kamu itu dzikir hanya dengan lisan tetapi qalbumu tidak hadir, lalu apa manfaatnya kamu berdzikir? Kalau begitu, percuma saja kamu berdzikir tidak ada faidah dan buahnya. (kalau itu terjadi -red) Maka tenangkan dirimu dari bisikan tersebut (jangan tergoda).
Kendati demikian, Abah Anom menggaris bawahi bahwa lalai dengan cara meninggalkan dzikir itu lebuh buruk daripada lalai di saat berdzikir.
Ketahuilah para murid, bahwa lalai dari meninggalkan dzikir itu lebih buruk dari lalai saat berdzikir.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______